Beranda | Artikel
Mengenal Rukun Iman
Sabtu, 14 Mei 2022

MENGENAL RUKUN IMAN

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang iman, maka beliau bersabda,“Iman itu ialah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, serta beriman kepada kadar yang baik dan kadar yang buruk.”

Rukun iman ialah ibadah-ibadah hati yang diwajibkan pada setiap muslim. Tidak sah keislaman seseorang kecuali dengan meyakininya. Oleh karena itu, ia disebut sebagai rukun iman.

Perbedaannya dengan rukun Islam ialah bahwa rukun Islam adalah amalan-amalan lahir yang ditunaikan oleh seseorang dengan anggota badannya, seperti melafalkan dua kalimat syahadat, salat, dan zakat, sedangkan rukun iman adalah amalan-amalan hati yang ditunaikan oleh seseorang dengan hatinya, seperti iman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.

Definisi Iman
Iman adalah keyakinan hati yang bulat kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk, serta mengikuti dan mengimplementasikan semua yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Iman itu diimplementasikan dalam bentuk ucapan dengan lisan, seperti melafalkan “Lā ilāha illallāh”, membaca Al-Qur`ān, tasbih dan tahlil, serta memuji Allah;diimplementasikan dalam bentuk amalan lahiriah dengan anggota tubuh, seperti salat, haji, dan puasa; dan diimplementasikan dalam bentuk amalan batin yang berkaitan dengan hati, seperti cinta, takut, tawakal, dan ikhlas kepada Allah.

Para ulama mendefinisikan secara ringkas bahwa iman adalah meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan; ia bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

Rukun Pertama : Iman kepada Allah
Allah Ta’ālā berfirman,

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ 

“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah.”[An-Nūr/24: 62]

Iman kepada Allah berkonsekuensi mengesakan-Nya dalam rubūbiyah, ulūhiyah, dan asmā` waṣ-ṣifāt. Iman ini mencakup hal-hal berikut:

  1. Mengimani keberadaan Allah Subḥānahu wa Ta’ālā.
  2. Mengimani rubūbiyah (ketuhanan) Allah Subḥānahu wa Ta’ālā; bahwa Allah yang memiliki segala sesuatu, yang menciptakannya, memberikannya rezeki, dan mengatur seluruh urusannya.
  3. Mengimani ulūhiyah (keilahian) Allah Subḥānahu wa Ta’ālā; bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah dengan berbagai jenis ibadah, tanpa ada sekutu bagi-Nya sedikit pun di dalamnya, seperti salat, doa, nazar, ibadah penyembelihan hewan, istianah (memohon pertolongan), istiazah (memohon perlindungan), dan semua ibadah lainnya.
  4. Mengimani kebenaran nama-nama Allah yang indah dan sifat-sifat-Nya yang luhur, yang telah Allah tetapkan untuk diri-Nya maupun yang ditetapkan oleh Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, menafikan dari Allah nama-nama dan sifat-sifat yang telah Dia nafikan dari diri-Nya maupun yang dinafikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan meyakini bahwa nama-nama dan sifat-sifat-Nya tersebut berada pada puncak kesempurnaan dan keindahan; tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Rukun Kedua : Iman kepada Para Malaikat
Allah Ta’ālā berfirman,

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ جَاعِلِ الْمَلٰۤىِٕكَةِ رُسُلًاۙ اُولِيْٓ اَجْنِحَةٍ مَّثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَۗ يَزِيْدُ فِى الْخَلْقِ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Segala puji bagi Allah, pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”[Fāṭir/35 : 1]

Kita harus beriman bahwa para malaikat adalah makhluk gaib sekaligus hamba Allah yang Dia ciptakan dari cahaya, dan Dia menjadikan mereka taat dan tunduk kepada-Nya.

Mereka adalah makhluk yang besar, tidak ada yang mengetahui secara sempurna tentang kekuatan dan jumlah mereka kecuali Allah Ta’ālā. Masing-masing mereka memiliki sifat, nama, dan tugas-tugas yang khusus dari Allah Ta’ālā. Di antara mereka ada Jibril ‘alaihissalām yang diberikan tugas untuk menurunkan wahyu dari sisi Allah Ta’ālā kepada rasul-rasul-Nya.

Rukun Ketiga : Iman kepada Kitab-kitab
Allah Ta’ālā berfirman,

قُوْلُوْٓا اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَمَآ اُنْزِلَ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَمَآ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَمَآ اُوْتِيَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْۚ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

“Katakanlah, ‘Kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa, Isa, serta kepada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, dan kami hanya berserah diri kepada-Nya.`”[Al-Baqarah/2: 136]

Iman kepada kitab-kitab ialah membenarkan dengan bulat bahwa semua kitab samawi adalah firman Allah ‘Azza wa Jalla; meyakini bahwa semuanya diturunkan dari sisi-Nya kepada rasul-rasul-Nya dengan membawa kebenaran agar dijadikan pedoman oleh hamba-hamba-Nya;meyakini bahwasanya setelah mengutus Nabi-Nya, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada seluruh umat manusia, Allah Subḥānahu wa Ta’ālā mengganti semua syariat terdahulu dengan syariatnya; serta mengimani bahwa Allah menjadikan Al-Qur`ān al-Karīm sebagai penjaga sekaligus pengganti kitab-kitab samawi lainnya.

Allah telah menjamin akan menjaga Al-Qur`ān al-Karīm dari segala perubahan dan distorsi. Allah Ta’ālā berfirman,

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur`ān dan Kamilah yang menjaganya.”[Al-Ḥijr/15: 9].

Dia menjaganya karena Al-Qur`ān al-Karīm adalah kitab Allah Ta’ālā yang paling terakhir diturunkan kepada umat manusia, sedangkan Nabi-Nya, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah rasul terakhir, dan agama Islam adalah agama yang Allah ridai bagi manusia hingga hari Kiamat. Allah Ta’ālā berfirman,

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ

“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.”[Āli ‘Imrān/3: 19]

Kitab-kitab samawi yang Allah Ta’ālā sebutkan di dalam Al-Qur`ān ialah:

  1. Al-Qur`ān al-Karīm: Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  2. Taurat: Allah turunkan kepada Nabi Musa ‘alaihissalām.
  3. Injil: Allah turunkan kepada Nabi Isa ‘alaihissalām.
  4. Zabur: Allah turunkan kepada Nabi Daud ‘alaihissalām.
  5. Suhuf Ibrahim: Allah turunkan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalām.

Rukun Keempat : Iman kepada Para Rasul
Allah Ta’ālā berfirman,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ

“Sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah dan jauhilah tagut.`”[An-Naḥl/16: 36]

Iman kepada para rasul ialah membenarkan dengan bulat bahwa Allah Ta’ālā telah mengutus seorang rasul pada tiap-tiap umat yang mengajak mereka untuk beribadah hanya kepada Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, serta mengingkari apa-apa yang disembah selain Allah Ta’ālā.

Juga meyakini bahwa mereka semua adalah manusia, laki-laki, dan hamba bagi Allah; bahwa mereka jujur serta dikukuhkan kejujurannya, orang-orang bertakwa dan amanah, dan pembawa petunjuk yang mendapat petunjuk; bahwa Allah kuatkan mereka dengan berbagai mukjizat yang menunjukkan kebenaran mereka; bahwa mereka telah menyampaikan semua pesan yang Allah embankan kepada mereka; dan bahwa mereka semua berada di atas kebenaran yang nyata dan petunjuk yang terang benderang.

Dakwah mereka sama dalam pokok agama, mulai dari rasul yang paling pertama hingga yang paling terakhir, yaitu menauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla di dalam ibadah dan tidak menyekutukannya.

Rukun Kelima: Iman kepada Hari Akhir
Allah Ta’ālā berfirman,

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ لَيَجْمَعَنَّكُمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَا رَيْبَ فِيْهِ ۗ وَمَنْ اَصْدَقُ مِنَ اللّٰهِ حَدِيْثًا

“Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan terjadinya. Siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah?!”[An-Nisā`/4: 87]

Iman kepada hari akhir ialah membenarkan dengan bulat semua yang terkait dengan hari Kiamat, yang dikabarkan oleh Tuhan kita ‘Azza wa Jalla di dalam Kitab-Nya yang mulia atau yang diberitakan oleh Nabi kita, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti proses kematian manusia, kebangkitan, syafaat, timbangan dan penghitungan amal, surga dan neraka, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan hari Kiamat.

Rukun Keenam : Iman kepada Takdir Baik dan Buruk
Allah Ta’ālā berfirman,

اِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir)”[Al-Qamar/54: 49]

Iman kepada takdir ialah meyakini bahwa semua peristiwa yang terjadi pada makhluk di dunia ini ada dalam ilmu Allah Subḥānahu wa Ta’ālā dan sesuai kodrat serta pengaturan-Nya sendiri, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal tersebut; meyakini bahwa takdir-takdir ini ditulis di dalam Lauh Mahfuz sebelum manusia diciptakan; dan meyakini bahwa manusia memiliki keinginan dan kehendak, sehingga dialah pelaku sebenarnya untuk seluruh tindakannya, tetapi itu semua tidak luput dari ilmu dan kehendak Allah.

Kesimpulannya, iman kepada takdir berdiri di atas empat tingkatan, yaitu:

  1. Pertama: beriman kepada ilmu Allah yang komprehensip dan meliputi segala sesuatu.
  2. Kedua: mengimani penulisan Allah tentang semua takdir yang akan terjadi hingga hari Kiamat.
  3. Ketiga: mengimani kehendak Allah yang pasti terlaksana serta kodrat-Nya yang sempurna, yaitu apa saja yang Dia kehendaki pasti terjadi, dan apa saja yang tidak Dia kehendaki maka tidak akan terjadi.
  4. Keempat: beriman bahwa Allah pencipta segala sesuatu, tidak ada sekutu bagi-Nya di dalam menciptakannya.

[Disalin dari PANDUAN RINGKAS UNTUK MUALAF Penulis Muhammad bin Asy-Syaibah Asy-Syahriy,  Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 1441 H – 2020 M]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/55727-mengenal-rukun-iman.html